Tiga "Senjata" Lewati Masa-Masa Sulit Pernikahan
Theresia Karo Karo Official Writer
Bagi sebagian orang,
komitmen dalam pernikahan berasal dari tanggung jawab kepada Allah. Dan
dalam perjalanannya, kasih dan sukacita merupakan dasar yang penting.
Untuk mewujudkan ikatan semacam ini, yang diperlukan adalah belajar
saling mempercayai satu sama lain dan mengembangkan persahabatan seumur hidup.
Meskipun begitu, saat kita sudah melakukan semua yang di atas, ada saatnya pasangan 'bertemu' dengan konflik.
Kenyataannya, memang pernikahan tidak selalu bahagia. Saat kesulitan
ini menghampiri, terdapat dua kemungkinan yang terjadi, bisa semakin
mempersatukan atau justru malah memisahkan anda dan pasangan. Beberapa
saran berikut mungkin dapat membantu pasangan dalam melewati masa-masa
sulit:
Terima Apa Adanya
Tentunya tidak ada orang yang
mengharapkan kesulitan, tetapi saat masalah datang maka hadapilah.
Ketika kesedihan dan kesulitan hadir terkadang salah satu pasangan
justru membangun pembatas dan menghalangi keakraban yang ada. Hal ini
dapat membuat putus asa orang yang ingin membantu anda. Lebih baik bagi
pasangan untuk tetap memberikan kenyamanan dan jangan tolak bantuan yang
diberikan oleh suami atau istri.
Jangan Menutup Diri
Secara
fisik, terimalah pelukan dan kasih sayang dari pasangan anda. Bahkan
ketika anda mungkin merasa tidak membutuhkannya, terimalah! Dengan anda
membuka diri dan mau menerima pelukan kasih sayang, hal ini dapat
menghancurkan tembok penghalang dan menyembuhkan hati yang terluka.
Jangan
bersikap kritis dan justru saling menuduh dengan masalah yang ada.
Sebuah pelukan merupakan cara untuk menyalurkan tenaga kepada pasangan
agar mau bangkit dan terus maju, bahkan saat anda juga merasa kesulitan.
Saling Memelihara Satu Sama Lain
Seorang
profesor mencatat dan menceritakan kisahnya ketika suatu hari dia tiba
di rumah, dia merasa sangat sedih dan sakit hati akan apa yang baru saja
dia alami di tempat kerja. Sewaktu dia duduk di ujung tempat tidur,
istrinya bertanya apakah dia baik-baik saja.
Dia mendapati
dirinya tidak mampu untuk menjawabnya. Dia hanya duduk dan menangis.
Segera istrinya menghampirinya dan duduk disampingnya lalu memeluknya
tanpa mengatakan sepatah kata. Dia tahu itu adalah cara yang terbaik
yang dapat dia lakukan untuk membantu suaminya saat itu. Sang suami
mengatakan, “aku sangat membutuhkannya.”
Saling memelihara dengan
pelukan kasih dan kata-kata yang memberikan pengharapan akan memberkati
pernikahan anda dan keluarga. Ingatlah selalu, segala sesuatu akan
menjadi indah pada waktu-Nya!
Banyak pasangan yang saat ini
mungkin sedang berjuang untuk mempertahankan pekerjaan, keluarga, dan
pernikahan mereka. Penting bagi suami dan istri untuk tetap saling
mendukung satu sama lain dengan kekuatan dan keteguhan hati. Hal yang
perlu dilakukan adalah tetap bertahan dan terus maju. Apabila terbersit
keinginan untuk meninggalkan pasangan saat hidup menjadi sulit, sama
saja dengan membuang berlian berharga sebelum dipoles untuk mencapai
kilauan yang sempurna.
Bertahanlah melewati badai kehidupan,
ketika langit telah cerah kembali anda dapat melihat hubungan bersama
pasangan akan lebih terang dan indah dari apa yang pernah dipikirkan
sebelumnya. Sebab ada tertulis dalam Mazmur 30:5, “Sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai.” Sebuah hubungan tidak akan pernah bisa memiliki kedalaman dan keindahan sepenuhnya tanpa perjuangan.
Sumber : Berbagai sumber by tk
Halaman :
1